Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa
hidup tanpa manusia yang lain, sesama manusia saling membutuhkan satu dengan
yang lainnya.
Dengan adanya konsep manusia makhluk sosial, maka tolong
menolong merupakan salah satu kegiatan yang mendukung konsep tersebut.
Untuk mewujudkan hal tersebut, beberapa waktu yang lalu,
saya dan teman-teman saya melakukan proyek kebaikan dengan menolong sesama yang
membutuhkan bantuan.
Hari pertama, kami berbagi makanan kepada orang-orang
yang membutuhkan. Salah satu orang yang kami bagikan makanannya yaitu seorang
bapak tukang sapu perumahan. Tukang sapu ini sehari-harinya menyapu dari pagi
hingga sore. Pendapatan yang didapatnya per bulan sekitar 240 ribu rupiah.
Walaupun beliau mendapatkan penghasilan yang pas-pasan dan
harus menghidupi 3 orang anak, namun Bapak ini mengungkapkan bahwa kita sebagai
manusia harus selalu bersyukur kepada Tuhan dan tidak lupa untuk selalu berdoa
Hari kedua, kami mencoba untuk merasakan bagaimana jika kita berada di
posisi mereka yang kesusahan untuk mencari uang.
Kali ini kami mencoba berjualan koran di lampu merah. Kami
bertemu dengan anak-anak yang biasanya berjualan di kawasan tersebut.
Pertama, kami meminta izin terlebih dahulu pada ibu dari anak-anak tersebut. Ibu tersebut bercerita bahwa anak-anaknya bekerja sepulang
sekolah hingga pukul 8 malam. Penghasilannya pun tidak menentu.
Setelah bercerita dan meminta izin, kami pun mulai
berjualan. Ternyata, tidak semudah yang kami kira. Panasnya sangat
terik dan koran yang kami jajakan belum juga terjual. Dengan panas yang sangat terik tidak menyurutkan semangat
anak-anak saat berjualan koran. Mereka terlihat sangat menikmati suasana
tersebut. Mereka tertawa dengan
riang. Mereka sepertinya menganggap pekerjaan ini sebagai suasana permainan
yang mengasyikkan bagi mereka.
Berikutnya, kami mengadakan kunjungan ke Panti Asuhan Ar-Rodiyah yang
berada di daerah Meteseh, Semarang. Kehadiran kami disambut dengan hangat oleh pengurus dan
pengelola panti.
Kami datang pada sore hari, yaitu saatnya anak-anak di panti
belajar mengaji. Kami pun turut serta belajar mengaji. Salah satu dari kami
mengajar mengaji anak-anak tersebut.
Suasana belajar mengaji saat itu sangat menyenangkan.
Anak-anak dengan semangat belajar membaca Al Quran.
Di tengah keterbatasan tersebut, anak-anak panti menunjukkan
bahwa walaupun dengan keadaan mereka, mereka tetap bisa bahagia dan tentunya masih
ingat dengan Sang Pencipta dengan rajin beribadah dan belajar membaca Al Quran.
Kita yang memiliki orang tua
lengkap dan masih bisa berkumpul dengan keluarga sudah seharusnya kita
bersyukur kepada Tuhan dan ingat kepada Tuhan.
Pada akhirnya, kami dapat
mengambil pelajaran dari semua kegiatan kebaikan yang kami lakukan yaitu
bersyukurlah dengan apa yang kita miliki saat ini. Banyak orang yang belum bisa
seberuntung diri kita. Jangan pernah menyia-nyiakan rezeki yang telah Tuhan
berikan pada kita.
Tuluslah dalam berbagi kebaikan pada sesama, karena perbuatan baik yang datang dari hati akan membawa kedamaian dan juga tidak hanya memberi kebahagiaan pada orang yang kita beri bantuan namun juga kebahagiaan bagi diri sendiri.
Dan keterbatasan bukan alasan untuk tidak melakukan kebaikan terhadap sesama, namun ditengah keterbatasan itulah kita juga tetap menolong orang lain sesuai dengan kemampuan kita.
Cindy Permata Putri